Gambaran Umum Wisata Sumber Mrutu
Wisata Sumber Mrutu
merupakan obyek wisata alam yang menyuguhkan sumber mata air alami, wisata Sumber
Mrutu berada di Dusun Mrutu Desa Pandansari Kecamatan Kedungjajang Kabupaten
Lumajang, Sejak dulu Sumber Mrutu dikenal masyarakat karena kejernihan airnya, kelamian
sumber mata airnya yang masih terjaga serta pepohonan rindang disekitar Sumber
Mrutu yang semakin menambah kesejukan dan rasa tenang para pengunjung saat
berwisata ke tempat ini. Selain kental dengan nuansa alaminya, Wisata Sumber
Mrutu juga sangat mudah dijangkau karena letaknya yang cukup strategis yaitu berada
di bagian paling timur dari Desa Pandansari dengan jarak tempuh ± 1 KM dari jalan Provinsi.
Wisata Sumber Mrutu sendiri
terdiri dari beberapa sumber mata air dan 3 sumber diantaranya merupakan sumber
utama yang masih dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kebutuhan, 3 sumber
utama diatas meliputi, Sumber Mrutu
bagian barat merupakan sumber paling besar dengan bentuknya yang bulat
memanjang menyerupai kolam renang dimanfaatkan untuk obyek wisata pemandian.
Kedua, sumber kali cilik bentuk
sumber ini menyerupai sungai namun ukurannya lebih kecil dari sSumber Mrutu bagian
barat saat ini masih dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai tempat mencuci pakaian
dan pengambilan air minum lewat program pamsimas. Ketiga, Sumber Jedding, sumber ini letaknya berada ujung timur dan hingga
saat ini masih dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mencuci pakaian dan tempat mandi para petani ketika pulang dari sawah.
Asal-Usul Nama Sumber Mrutu
Nama sumber
mrutu berasal dari 2 kata, yaitu “sumber” dan “mrutu”. Kata sumber diartikan
sebagai pusat keluarnya air, sedangkan kata Mrutu
diambil dari bahasa jawa yang berarti Agas (sejenis hewan serangga yang
terdapat didalam buah loa/ara). Penjulukan nama Sumber Mrutu tidak lepas dari
beberapa ikon yang ada disekitar sumber mrutu. Menurut banyak cerita masyhur julukan
Sumber Mrutu berasal dari nama hewan kecil agas yang dalam bahasa jawa hewan
ini disebut “mrutu”. Sejak dulu hingga sekarang disekitar Wisata Sumber
Mrutu banyak terdapat pohon Low (ara)
berukuran besar dan berbuah lebat sehingga tak jarang dibawah pohon itu banyak
terlihat buah low berjatuhan dalam keadaan busuk, buah pohon low/ara yang jatuh
kemudian membusuk akan dihinggapi hewan mrutu atau agas untuk memakan sari
buahnya. Serangga kecil berupa mrutu yang hinggap di buah low tersebut gunakan
menjadi sebuah nama sumber air yang mengalir ditempat itu yakni “sumber mrutu”.
Menurut versi lain juga
menceritakan bahwa dahulu pernah ada seseorang yang tersesat dihutan, setelah
lama tersesat, ia kehausan dan berusaha mencari sesuatu untuk dijadikan air
minum. Tanpa sadar orang tersebut terus berjalan hingga mendekati area sumber
mrutu, sebelum memasuki area sumber mrutu orang yang tersesat dan kehausan tadi
menjumpai banyak sekali hewan mrutu sehingga menghambat perjalanannya. Dengan
adanya hewan mrutu yang menyukai tekstur lembab, orang tersebut percaya jika
tak jauh dari lokasi ia tersesat akan ada sumber mata air. Sesuai dengan
keyakinannya, tak jauh setelah meneruskan perjalanan, orang yang tersesat itu berhasil
menemukan sumber mata air yang sangat jernih. Dengan penuh gairah, ia langsung
meminum air dari sumber itu untuk melepas rasa hausnya. Diselimuti rasa
gembira, orang tersebut mengabarkan kepada teman-temannya jika ia menemukan sumber
mata air dan menjulukinya dengan nama hewan kecil yang sempat ia jumpai dalam
perjalanan yaitu “mrutu”.
Dari dulu hingga sekarang
hewan agas atau mrutu banyak ditemukan disekitar Sumber Mrutu terutama dibawah
pohon, didalam buah low/ara, didekat bebatuan, dan tempat-tempat lembab sekitar
Wisata Sumber Mrutu. Selain nama Sumber Mrutu, banyak masyarakat sekitar
terutama masyarakat Desa Pandansari yang menyebut nama sumber ini dengan
julukan “Sumber Brutu” terlepas dari asal usul dan sejarah penamaannya.
Sejarah Sumber Mrutu Versi 1
Menurut
informasi dari para sesepuh desa, mereka mempercayai jika kemunculan Sumber
Mrutu merupakan perpindahan dari sumber mata air yang sebelumnya terdapat di
Dusun Bukol Desa Pandansari. Konon, sebelum munculnya Sumber Mrutu, di Dusun
Bukol Desa Pandansari terdapat sumber mata air yang jernih dimana setiap harinya
masyarakat berbondong-bondong mengambil air di sumber itu untuk dimanfaatkan
sebagai air minum, mencuci dan berbagai kebutuhan lainnya. Akan tetapi, sumber mata air di Dusun Bukol yang
jernih itu tiba-tiba surut dan tidak lagi mengalir setelah ada salah satu warga
yang menggunakan sumber itu untuk mencuci dandang kotornya (sobluk) sehingga
air sumber yang awalnya jernih berubah menjadi hitam dan keruh. Tidak berselang
lama dari surutnya sumber air di Dusun Bukol, muncullah sumber mata air baru di
Dusun Mrutu yang hingga saat ini dikenal dengan nama “Sumber Mrutu”. Berkaca
dari kejadian surutnya sumber air di Dusun Bukol, para warga dan sesepuh desa setempat
sampai saat ini mempercayai jika sumber mata air yang muncul di Desa Pandansari
tidak boleh disalahgunakan dan harus tetap dirawat agar kejernihan air
sumbernya tidak berkurang dan menjadi surut.
Sejarah Sumber Mrutu Versi 2
Menurut
cerita lain mengenai sejarah Sumber Mrutu disebutkan jika Sumber Mrutu sudah
ada jauh sebelum masa kerajaan di Indonesia. Konon Sumber Mrutu dulunya merupakan
pemandian para permaisuri di kerajaan Lamajang Tigang Juru, kerajaan yang
menjadi cikal bakal terbentuknya kota lumajang yang dipimpin oleh seorang raja
yang bernama Arya Wiraraja pada sekitar abad ke 13 tahun masehi. Versi cerita
ini memang tidak terlalu masyhur dikalangan masyarakat, namun jika dilihat dari
fakta-fakta yang ada, Sumber Mrutu menjadi salah satu sumber alami yang letaknya
sangat dekat dengan ibukota kerajaan Lamajang Tigang Juru yaitu sekitar 2,5
kilometer ke arah utara dari situs biting, situs sejarah sisa-sisa kerajaan
Lamajang Tigang Juru yang dijadikan ibukota.